Jumat, 11 April 2014

TEORI KOGNITIF PIAGET DALAM PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Teori kognitif Jean Piaget,seorang doktor dalam IPA ( natural sciences ) mengatakan bahwa “pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk kesadaran apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan perseptual, oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan biologi dan antara fikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif ”.
Teori dari Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak – kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.
Tumbuhnya cara berfikir yang berlainan dari masa bayi sampai usia dewasa meliputi tindakan dari bayi, pra operasi, operasi kongkrit dan opersai formal. Proses dibentuknya setiap struktur yang lebih kompleks ini adalah asimilasi dan akomodasi, yang diatur oleh ekuilibrasi.
Masing-masing tahap ini dicirikan oleh struktur kognitif umum yang memengaruhi semua pemikiran si anak (suatu pandangan strukturalis yang dipengaruhi oleh filsuf Immanuel Kant). Masing-masing tahap mewakili pemahaman sang anak tentang realitas pada masa itu, dan masing-masing kecuali yang terakhir adalah suatu perkiraan (approximation) tentang realitas yang tidak memadai. Jadi, perkembangan dari satu tahap ke tahap yang lainnya disebabkan oleh akumulasi kesalahan di dalam pemahaman sang anak tentang lingkungan nya; akumulasi ini pada akhirnya menyebabkan suatu tingkat ketidakseimbangan kognitif yang perlu ditata ulang oleh struktur pemikiran.







1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari teori kognitif ?
2.      Bagaimana perkembangan kognitif ?
3.      Bagaimana teori perkembangan Piaget ?
4.      Bagaimana tahap-tahap perkembangan teori kognitif ?
5.      Bagaimana implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari kognitif
2.      Mengetahui perkembangan kognitif
3.      Mengetahui teori perkembangan Piaget
4.      Mengetahui tahap-tahap perkembangan teori kognitif
5.      Mengetahui implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran














BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kognitif
            Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyakut kemampuan untuk mengembangan kemampuan rasional (akal).
            Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
            Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya
2.2 Teori perkembangan kognitif
            Teori perkembangan kognitif merupakan perkembangan yang bersifat fungsioanal dan lebih tinggi kualitasnya dari pada perkembangan motorik. Dalam perkembangan kognitif akan nampak adanya kegiatan-kegiatan yang bersifat kognitif (cognitive activity =  activity of mind ). Tingkah laku anak yang semula bersifat tidak/kurang disadari kini dihubungkan dengan kesadarannya, terhadap segala sesuatu disekitarnya. Tingkah laku anak menjadi lebih berarti (meaningful). Manipulasi motorik menjadi lebih afektif, terkoordinasikan dan lebih terarah kepada penyesuaian (adjustment) dan penguasaan sekitarnya. Dari pengalaman-pengalaman tersebut, kemudian terbentuklah berbagai konsep tentang berbagai benda, situasi, hubungan, dsb. Anak akan dapat memperkirakan hasil, akibat tingkah laku dan perbuatannya. Dengan kata lain, anak telah dapat meperkirakannya/ memperhitungkan secara mental segala sesuatu yang akan diperbuatnya.
            Kegiatan kognitif melibatkan lebih banyak pemungsian pusat sistem syaraf (otak). Hal ini berarti bahwa pada tingkah laku motorik pada anak-anak, pada hakekatnya juga merupakan tingkah laku kognitif, hanya saja derajatnya masih rendah.
2.3 Teori perkembangan kognitif Pieget
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya.
Piaget percaya bahawa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau priode-periode yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkunagn serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar dalam bidang eksakta, yaitu biologis, maka pendekatan dan uraian dari teorinya terpengaruh aspek biologi.
Teori Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses mental. Piaget mengambil perspektif organismik, yang memandang perkembangan kognitif sebagai produk usaha anak untuk memahami dan bertindak dalam dunia mereka. Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayi-bayi mewarisi reflek-reflek seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat penting dalam bulan-bulan pertama kehidupan mereka, namun semakin berkurang signifikansinya pada perkembangan selanjutnya.
Pertumbuhan atau perkembangan kognitif terjadi melalui tiga proses yang saling berhubungan, yaitu:
1.    Organisasi.
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk mengintegrasikan pengetahuan kedalam system-sistem. Dengan kata lain, organisasi adalah system pengetahuan atau cara berfikir yang disertai dengan pencitraan realitas yang semakin akurat.
Contoh: anak laki-laki yang baru berumur 4 bulan mampu untuk menatap dan menggenggam objek. Setelah itu dia berusaha mengkombunasikan dua kegiatan ini (menatap dan menggenggam) dengan menggenggam objek-objek yang dilihatnya.
Dalam sistem kognitif, organisasi memiliki kecenderungan untuk membuat struktur kognitif menjadi semakin komplek. Struktur-struktur kognitif disebut skema. Skema adalah pola prilaku terorganisir yang digunakan seseorang untuk memikirkan dan melakukan tindakan dalam situasi tertentu. Contoh: gerakan reflek menyedot pada bayi yaitu gerakan otot pada pipi dan bibir yang menimbulkan gerakan menarik.
2.    Adaptasi.
Merupakan cara anak untuk memperlakukan informasi baru dengan mempertimbangkan apa yang telah mereka ketahui. Adaptasi ini dilakukan dengan dua langkah, yaitu:
a.    Asimilasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada peleburan informasi baru kedalam struktur kognitif yang sudah ada. Seorang individu dikatakan melakukan proses adaptasi melalui asimilasi, jika individu tersebut menggabungkan informasi baru yag dia terima kedalam pengetahuan mereka yang telah ada.
Contoh asimilasi kognitif: seorang anak yang diperlihatkan segi tiga sama sisi, kemudian setelah itu diperlihatkan segitiga yang lain yaitu siku-siku. Asimilasi terjadi jika si anak menjawab bahwa segitiga siku-siku yang diperlihatkan adalah segitiga sama sisi.
b.   Akomodasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada perubahan yang terjadi pada sebuah struktur kognitif dalam rangka menampung informasi baru. Jadi, dikatakan akomodasi jika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Melalui akomodasi ini, struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan sesuai dengan rangsangan-rangsangandari objeknya.
Contoh: si anak bisa menjawab segitiga siku-siku pada segitiga yang diperlihatkan kedua.
c.   Ekuilibrasi
Yaitu istilah yang merujuk pada kecenderungan untuk mencari keseimbangan pada elemen-elemen kognisi. Ekuilibrasi diartikan sebagai kemampuan yang mengatur dalam diri individu agar ia mampu mempertahankan keseimbangan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Agar terjadi ekuilibrasi antara diri dengan lingkungan, maka peristiwa asimilasi dan akomodasi harus terjadi secara terpadu, bersama-sama dan komplementer.
Contoh: bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu ataupun botol, kemudian diberi susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas). Ketika bayi menemukan bahwa menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang berbeda dari yang biasa dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi akan mengakomodasi hal itu dengan akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru yaitu gelas. Dengan demikian asimilasi dan akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan ekuilibrium dan pertumbuhan.
2.4 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, pikiran anak-anak dibentuk bukan oleh ajaran orang dewasa atau pengaruh lingkungan lainnya. Anak-anak memang harus berinteraksi dengan lingkungan untuk berkembang, namun merekalah yang membangun struktur-struktur kognitif baru dalam dirinya. Piaget juga yakin bahwa individu melalui empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berfikir yang khas/berbeda.
Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget adalah sebagai berikut:
1.    Tahap Sensori Motor.
Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini dimulai sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan fisik.
Dengan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan kemampuan-kemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka seorang bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunianya.
Piaget membagi tahap sensori motor ini kedalam 6 periode, yaitu:
a.    Periode 1: Penggunaan Refleks-Refleks (Usia 0-1 bulan)
Refleks yang paling jelas pada periode ini adalah refleks menghisap (bayi otomatis menghisap kapanpun bibir mereka disentuh) dan refleks mengarahkan kepala pada sumber rangsangan secara lebih tepat dan terarah. Misalnya jika pipi kanannya disentuh, maka ia akan menggerakkan kepala kearah kanan.
b.    Periode 2: Reaksi Sirkuler Primer (Usia 1-4 bulan)
Reaksi ini terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru dan berusaha mengulanginya. Contoh: menghisap jempol.
Pada contoh menghisap jempol, bayi mulai mengkoordinasikan 1). Gerakan motorik dari tangannya dan 2). Penggunaan fungsi penglihatan untuk melihat jempol.
c.    Periode 3: Reaksi Sirkuler sekunder (Usia 4-10 bulan)
Reaksi sirkuler primer terjadi karena melibatkan koordinasi bagian-bagian tubuh bayi sendiri, sedangkan reaksi sirkuler sekunder terjadi ketika bayi menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik diluar dirinya.
d.    Periode 4: Koordinasi skema-skema skunder (Usia 10-12 bulan)
Pada periode ini bayi belajar untuk mengkoordinasikan dua skema terpisah untuk mendapatkan hasil. Contoh: suatu hari Laurent (anak Piaget) ingin memeluk kotak mainan, namun Piaget menaruh tangannya ditengah jala. Pada awalnya Laurent mengabaikan tangan ayahnya. Dia berusaha menerobos atau berputar mengelilinginya tanpa menggeser tangan ayahnya. Ketika Piaget tetap menaruh tangannya untuk menghalangi anaknya, Laurent terpaksa memukul kotak mainan itu sambil melambaikan tangan, mengguncang tubuhnya sendiri dan mengibaskan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Akhirnya setelah beberapa hari mencoba, Laurent berhasil menggerakkan perintang dengan mengibaskan tangan ayahnya dari jalan sebelum memeluk kotak mainan. Dalam kasus ini, Laurent berhasil mengkoordinasikan dua skema terpisah yaitu: 1). Mengibaskan perintang 2). Memeluk kotak mainan.
e.    Periode 5: Reaksi Sirkuler Tersier (Usia 12-18 bulan)
Pada periode 4, bayi memisahkan dua tindakan untuk mencapai satu hasil tunggal. Pada periode 5 ini bayi bereksperimen dengan tindakan-tindakan yang berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda. Contoh: Suatu hari Laurent tertarik dengan meja yang baru dibeli Piaget. Dia memukulnya dengan telapak tangannya beberapa kali. Kadang keras dan kadang lembut untuk mendengarkan perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh tindakannya.
f.    Periode 6: Permulaan Berfikir (Usia 18-24 bulan)
Pada periode 5 semua temuan-temuan bayi terjadi lewat tindakan fisik, pada periode 6 bayi kelihatannya mulai memikirkan situasi secara lebih internal sebelum pada akhirnya bertindak. Jadi, pada periode ini anak mulai bisa berfikir.dalam mencapai lingkungan, pada periode ini anak sudah mulai dapat menentukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan internal, tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambaran atau pemikirannya.
2.    Tahap Pemikiran Pra-Operasional
Tahap ini berada pada rentang usia antara 2-7 tahun. Pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau simbol. Menurut Piaget, walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan “ Operation (operasi) ”, yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental yang sebelumnya dilakukan secara fisik.
Perbedaan tahap ini dengan tahap sebelumnya adalah “ kemampuan anak mempergunakan simbol”. Penggunaan simbol bagi anak pada tahap ini tampak dalam lima gejala berikut:
a.    Imitasi tidak langsung
Anak mulai dapat menggambarkan sesuatu hal yang dialami atau dilihat, yang sekarang bendanya sudah tidak ada lagi. Jadi pemikiran anak sudah tidak dibatasi waktu sekarang dan tidak pula dibatasi oleh tindakan-tindakan indrawi sekarang.
Contoh: anak dapat bermain kue-kuean sendiri atau bermain pasar-pasaran. Ini adalah hasil imitasi.
b.    Permainan Simbolis
Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru kejadian yang pernah dialami.
Contoh: anak perempuan yang bermain dengan bonekanya, seakan-akan bonekanya adalah adiknya.
c.    Menggambar
Pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan gambaran mental. Unsur pada permainan simbolis terletak pada segi “kesenangan” pada diri anak yang sedang menggambar. Sedangkan unsur gambaran mentalnya terletak pada “usaha anak untuk memulai meniru sesuatu yang riel”.
Contoh: anak mulai menggambar sesuatu dengan pensil atau alat tulis lainnya.
d.    Gambaran Mental
Merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman yang lampau. Gambaran mental anak pada tahap ini kebanyakan statis. Anak masih mempunyai kesalahan yang sistematis dalam mengambarkan kembali gerakan atau transformasi yang ia amati.
Contoh yang digunakan Piaget adalah deretan lima kelereng putih dan hitam.
e.    Bahasa Ucapan
Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai representasi benda atau kejadian. Melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain tentang peristiwa kepada orang lain.
3.    Tahap Operasi berfikir Kongkret
Tahap ini berada pada rentang usia 7-11 tahun.tahap ini dicirikan dengan perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis. Anak sudah mengembangkan operasi logis. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
a.    Pengurutan
Yaitu kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
b.    Klasifikasi
Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).
c.    Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap gelas lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding gelas kecil yang tinggi.
d.    Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
e.    Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi gelas yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi gelas lain.
f.    Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, Lala menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Baim memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Lala kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Lala akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Baim.
4.    Tahap Operasi berfikir Formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk berpikir sistematis, yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan. Contoh: ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka jika penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap operasi berpikir kongkret, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan sebab akibat dari satu rangkaian saja. Sebaliknya pada remaja yang berada pada tahap berfikir formal, ia akan memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil itu mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena platinanya, dll.
Seorang remaja pada tahap ini sudah mempunyai ekuilibrum yang tinggi, sehingga ia dapat bepikir fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Remaja dapat berfikir fleksibel karena dapat melihat semua unsur dan kemungkinan yang ada. Dan remaja dapat berfikir efektif karena dapat melihat pemikiran mana yang cocok untuk persoalan yang dihadapi.
2.5 Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Piaget Dalam Pembelajaran
Dalam hail ini, peran seorang pendidik sangatlah vital. Beberapa implementasi yang harus diketahui dan diterapkan adalah sebagai berikut:
1.    Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.

2.    Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
3.    Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.  Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak
4.    Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda.
5. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
6. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.












BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya. Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yg menyeluruh, yg mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi & psikologis. Bayi lahir dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak , anak belum mempunyai konsepsi tentang objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan indranya. Anak telah dapat mengetahui symbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud). Implementasi teori kognitif Peaget dalam pendidikan diantaranya yaitu bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik, bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing, berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya dan di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
B.       Saran
Sebagai calon guru hendaknya mengetahui cara berfikir dan menyesuaikan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak didiknya karena bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya agar anak akan belajar lebih baik dan dapat dengan mudah menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, di dalam kelas anak-anak hendaknya diberi peluang untuk berbicara di depan kelas dan diskusi dengan teman-temanya agar melatih anak untuk percaya diri dan berani mengemukakan pendapat di depan orang banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Husdarta dan Kusmaedi, Nurlan. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik (Olahraga dan Kesehatan). Bandung: alfabeta


Selasa, 08 April 2014

Puisi Bunga

Satu bunga dua warna,sungguh indah dilihat,
kebesaran Tuhan tergambar dalam ukiran bunga nan indah,
sesajak kata tak bermakna tentang bunga yang memiliki berjuta arti bagi yang memaknai.
Putih tanda suci,bersih tak bernoda,
sungguh bungga yang menarik,
memberi ketenangan dalam tiap tatapan mata yang bermakna.



Ketika Tuhan menciptakan 
Bunga pun diciptakan,
beraneka warna,
bermakna,
memberi kesan naluri jiwa yang tenang







Aku ingin seperti bunga,
satu tangkai berdiri dengan kokoh
membuat hati tenang bagi setiap mata yang melihatnya.
Aku ingin seperti bunga,
tak bersenyum tapi selalu memberi warna,
aku ingin seperti bunga  memiliki mahkota yang indah,
aku ingin seperti bunga membahagiakan mata yang melihat,
memberi senyum dalam hati yang tak dapat terasa oleh mata


Selasa, 01 April 2014

Ceritaku Di Dua Hari












Sabtu,22 Maret 2014

Dalam hidup itu semua ada waktunya,mulai dari lahir hingga suatu saat kita tidak ada didunia ini.Pengalaman adalah suatu hal yang berharga,Tuhan sudah tau apa yang terbaik untuk kita.Dia memberi kita senyum,kesedihan,semangat,sampai kita merasakan yang namanya kehilangan,kehilangan terbesar adalah ketika kita dipisahkan dari orang tercinta,walaupun akhirnya kita semua mati tapi kita tidak pernah mau orang yang kita cinta pergi meninggalkan kita untuk selamanya.Ini kisah sahabat saya yang hidup sendiri tanpa ditemani kasih sayang orang tercinta,meskipun demikian kita tidak dapat melepaskannya begitu saja,meninggalkan kita dalam kesedihan bukanlah jalannya.Hidup adalah perjuangan,banyak orang mengetahui itu akan tetapi di dunia yang fana ini banyak orang tidak menghargai hidup,menghargai hidup itu sederhana mulai dari megucap syukur atas nafas kehidupan yang kita terima dan melayani.Melayani lebih susah dibandingkan dilayani tapi melayani dengan kasih akan memberi kita pengaruh yang begitu besar dalam kehidupan ini.Kita akan disukai banyak orang tapi tidak sedikit juga yang membenci kita,itulah hidup apapun itu harus dijalani.
Sahabat adalah orang terdekat yang kita percaya selain kedua orang tua kita,banyak hal yang tidak dapat kita ceritakan kepada orang tua tetapi sama sahabat kita selalu mencertikannya,dan hal itu salah.Sahabat selalu ada disaat kita butuhkan tetapi orang tua adalah teman terbaik yang selalu menjaga rahasia kita,sahabat suatu saat bisa berpaling tapi orang tua tak akan pernah berpaling.Dan itulah hidup dimana orang yang paling setia adalah kedua orang tua kita,setia mendengar,menemani,dan selalu mendukung kita dijalan yang benar.Itulah hidup bukan misteri yang harus dipecahkan,hidup biar berikan pada yang mempunyai kehidupan,kita hanyalah seorang yang singgah sementara didunia ini,jadi bersyukurlah karena kau merasakan hidup di dunia ini.Tidak semua orang diberikan kesempatan untuk hidup.Banyak yang salah dalam hidup ini banyak orang yang menyesali kenapa pernah dihidupkan,sungguh mengerikan karena hanya sedikit orang yang bersyukur dan menerima apa yang terjadi dihidup ini,tapi itu tidak terjadi pada sahabat saya,dia menjalani hidup dan memberikan banyak warna dalam kehidupannya,dia tak mau mengingat masa indahnya tapi melihat masa sedihnya  karena masa sedih dia merasakan banyak kasih sayang yang dia peroleh dari orang yang mencintai dia.Cinta hanya kata sederhana yang memiliki banyak arti tapi yang pasti cinta itu sederhana yaitu ketulusan ketika kita mencintai.Malam ini aku bercerita banyak dengannya,sahabat yang lama tak jumpa,kisah waktu masa lalu pun diceritakan dimana kita pernah tertawa bersama,berbagi cerita banyak cerita,banyak perubahan yang terjadi,dalam hidup itulah yang diinginkan,bahwa tiap waktu tak ada cerita yang sama meskipun itu persis tapi tetap tak sama,itulah hidup yang Tuhan berikan untuk kita sungguh menyenangkan.Kenapa banyak sahabat yang berubah sekarang,apakah hidup memang harus demikian sehingga dunia begitu di angungkan dalam hidup?ini hanya sepenggal kata tak ada arti yang meragukan tentang mereka yang tahu apa itu kehidupan tapi tidak mensyukurinya.Hal yang paling susah untuk dijalankan katanya,tapi dia bahagia karena satu orang masih peduli terhadapnya,walau kata sederhana seperti menanyakan apakah kau baik-baik saja?,kata sederhana tapi ketika diucapkan dari hati maka akan terlihat luar biasa.Kenangan masa sekolah bersama saat itu adalah hal yang paling bahagia karena akhirnya bisa menemukan sahabat seperti dia,dia yang selalu mengerti dan merasakan apa yang kita rasakan akan tetapi dia bukannlah orang yang harus sepenuhnya kita percaya karena pada kenyataannya dia adalah manusia biasa yang mempunyai kesalahan bahkan terhadap sahabatnya sendiri.Hari ini begitu banyak cerita meskipun hanya dalam kamar kecil yang sederhana,ada sapaan dari orang tua,sahabat,dan someone.Itulah kisah hari ini,kisah hidup yang hanya dalam hitungan dua puluh empat jam dalam kamar kecil sederhana,refleksi diri tentang apa yang harus diperbaiki kedepan,sedikit berbeda dari sebelumnya bahwa dihari ini teman didunia maya ditinggalkan dan lebih mendekatkan diri pada teman yang ada disekitar,lebih peduli,memahami,mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan.Menjadi bahagia itu sederhan yaitu ketika melihat orang bahagia bersama kita.sekian cerita hari ini,Tuhan memberkati,AMINJ

Minggu,23 Maret 2014

Kembali mendapatkan nafas kehidupan adalah satu anugrah terindah yang selalu didambakan setiap orang,ada yang berbeda dihari ini,rasa yang tak pernah ada semakin jelas.Cinta adalah salah satu yang didambakan setiap orang tapi apa jadinya jika cinta saling menyakiti?bukankah itu bukan cinta?Cinta harus saling memaafkan sebesar apapun kesalahan yang dilakukan,memang cinta manusia tak sempurna seperti Dia yang mempunyai kehidupan tapi cinta harus mengerti dengan apa yang diinginkan yang mempunyai kehidupan.Ketika saling menyakiti,membenci,dan tidak memaafkan sesungguhnya kita  tidak memilki hati,karena yang memiliki hati adalah dia yang senantiasa memaafkan kesalahan dan mau merangkul tiap orang yang menyakiti hatinya,orang yang tidak memilik hati akan terasa jauh dari orang yang terdekat.Setiap kata yang ku ucapkan merupakan apa yang ada di pikiranku dan perasaan yang membawa ku harus menulis tentang yang aku alami,ditempat yang baru kita sulit untuk medapatkan orang yang mau mendengarkan dengan hati,banyak yang mendengar tapi tidak memahami maka dari itu tulisan ini adalah salah satu sarana untuk mengungkapkan segala rasa kepenatan karena banyaknya tugas kuliah,banyaknya masalah yang dilalui,mungkin hanya sekedar kata tapi mengandung makna yang mendalam untuk sekedar mengungkapkan rasa kejenuhan yang ada.Keep smile kata sederhana jika mengalami masalah dikota yang penuh tantangan ini,melakukan segala sesuatu dengan mengingat orang yang disayang akan menjadi penyemangat dalam tiap hari yang dilalui dalam panasnya terik matahari,keringat yang bercucuran karena demi pengetahuan dan masa depan yang cemerlang nantinya.Setiap jalan yang kita lalui pastinya disertai doa dari orang yang tersayang tapi janganlah kita menghiraukan apa yang terjadi,masalah ataupun tantangan yang kita hadapi tapi ingatlah apa yang dilakukan orang yang tersayang untuk kita tak ada keluhan walaupun dalam masalah besar yang mereka alami,itulah orang kita,tersenyumlah dalam semangat belajar untuk mereka.TKSJ